You are viewing a single comment's thread from:

RE: Takdir SebuahTulisan: Dilarang Upvote!

in #writing7 years ago (edited)

Ah, bapak @berkat terlalu merendah deh. Padahal levelnya sudah tinggi, dan bukan pemain kemarin sore. Saya pun baru mengenal Steemit dan tidak begitu paham juga cara kerjanya.

Saya bersyukur tidak pernah meminta upvote pada postingan orang (kecuali secara ulok2 dengan kawan dekat). Berkomentar mantap pernah saya lakukan tapi selalu diikuti dengan penjelasan, dan tidak pernah saya katakan mantap untuk postingan yang tidak mantap. Sila ditracking...

Sort:  

Benar, saya juga tidak pernah ulok dalam bertanya, itu saya tanya dari lubuk hati yang dalam. Bagaimana kalau kami yang bodoh ini tidak bisa menulis apakah pantas di steemit? Dulu waktu pertama saya ikut meet-up, ada seorang yang pintar, beliau bilang kameng di posting pih dapat vote banyak, tersentuh hati long, pu keuh long pantas main steemit karena long Hana sikula dan hanjeut long teu muleh. Maaf sudah jadi curhat ni..hehehehe

Saya tidak tahu harus berkomentar apa. Menurut saya (sejauh yang saya tahu) orang bodoh tidak pernah mengatakan dirinya bodoh apalagi mengakui kalau dirinya bodoh. Hanya orang pintar yang sering merendah bahwa dirinya bodoh, padahal mereka benar-benar orang pintar.

Saya pikir, semua orang boleh berkreasi di Steemit, apapun kemampuan yang mereka miliki. Bahkan orang yang (mengaku) tidak bisa menulis pun bisa sukses di Steemit, seperti bapak @berkat. Jangan pernah pedulikan apa kata orang, berkarya lah di Steemit, dan orang-orang akan menaruh respek pada kita. Saya pikir untuk alasan itulah Steemit hadir, atau salah satu alasannya.

Terima kasih sudah mempercayakan postingan saya sebagai medium curhat. Saya merasa tersanjung karenanya. Salam kenal dari lubuk hati yang juga paling dalam dan juga tulus :)

Terharu saya membaca komentar bapak, terima kasih atas motivasinya. Apakah benar anda mau berkawan dengan saya? Biasanya orang pintar tak mau berkawan dengan kami orang biasa.