Jarimu Harimaumu bukan Mulutmu Harimaumu

in #writing7 years ago

Malam sahabat Steemian semua. Sepertinya masih ada yang belum merebahkan badan ini? Hehehehe. Tak jadi soal, bisa jadi itu bagian dari perjuangan menembus batas.

Baiklah, kembali lagi saya #PejuangKeluarga dengan oretan-oretan pendek. Semoga oretan ini bisa menjadi nasihat bagi sahabat steemian semua.

image
sumber

Dulu kita sering mendengar pepatah "mulutmu harimaumu". Secara tidak langsung pepatah itu mengisyaratkan agar semua kita menjaga "tuto" agar tidak menyakiti orang lain.

Dalam hadih madja Aceh juga yang menyinggung terkait hal serupa tentang menjaga mulut. Kalau saya tidak salah, kira-kita berikut kata-katanya

Ta Meueen Cato Bek Leupah-Leupah,
Meunyoe Roh Boh 14 Matee U Punca,
Ta Meu Tuto Bek Leupah-Leupah,
Peulara Lidah Yoh Goh Binasa

Baik pepatah dalam bahasa Indonesia maupun hadih madja sebagaimana tersebut di atas, sama-sama memberi makna agar semua kita menjaga "narit".

Sadar atau tidak, karena mulut yang tidak dijaga akan membuat orang disekitar kita sakit hati atau bahkan benci dengan kita. Karena itulah terkadang tak jarang memunculkan permusuhan.

Sekarang di zaman yang serba canggih, sepertinya "mulutmu harimaumu" sudah kurang relevan. Kenapa? karena jari lebih cerdas, keras dan pedas dari pada mulut.

Lihat saja media sosial, banyak sekali kalimat-kalimat pendek diketik dengan jari yang terkadang menjadi "silet" yang melukai orang lain. Maka tak heran terkadang muncul perselisihan yang diawali dari status-status di media sosial.

Sehingga di zaman sekarang ini, sudah sangat relevan jika "mulutmu harimaumu" diganti dengan "jarimu harimaumu"

image
sumber

Oleh karenanya, bijaklah dalam menggunakan jari jemarimu dalam ber-medsos-ria sehingga tidak memunculkan luka bagi yang lain dan petaka bagi diri sendiri. Semoga