Steemit For Hopes, Dreams, and Wishes - Steemit Untuk Harapan, Mimpi, dan Keinginan (Eng-Ina)

in #steemit7 years ago (edited)

This is a story of hopes and dreams of my children about tomorow. How they really wish to have a better world in the future. What they always ask in their prays every day.

Ini hanyalah cerita tentang mimpi dan harapan anak-anak saya untuk masa depan. Bagaimana mereka berharap memiliki dunia yang lebih baik di masa depan. Apa yang selalu mereka minta di dalam setiap doa yang mereka panjatkan.

BeautyPlus_20171008161204_save.jpg

My eldest son, 17 years old, keeps on complaining about the condition of the world today. He complains and critisizes a lot about how useless education nowadays. He said, education does not educate people to be smart and think further. Just a simple case he said, those who think are smart enough and the most kind person in this world, they only think about themself. Schools and all those education programs, books, and teachers, they just looking for some money, to get employed.

Anak lelaki saya yang tertua, 17 tahun, dia sering sekali mengeluh soal keadaan dunia saat ini. Dia banyak protes dan mengkritik tentang bagaimana keadaan pendidikan saat ini. Menurutnya, pendidikan tidak membuat orang menjadi lebih pintar dan mampu berpikir panjang. Dia bilang, contohnya mudah saja, mereka yang merasa pintar dan paling baik di dunia ini, nyatanya hanya memikirkan diri mereka sendiri. Sekolah dan program pendidikan, buku, guru, hanya untuk mencari makan dan mendapatkan pekerjaan.

"There is no honesty, bullxxxx Mom! They just want to destroy me and all of us with their wonderfully written propaganda! I hate school! I do not want to go to school anymore. Why should we pay a lot to go to school, wasting my time, just to ruin this world? Nonsense all those slogan about making this world better. All they want is power and money. They don't care! They don't even care if we kill each other and die, as long as they can have some money from it. Look at you! Look at you Mom! Do they ever appreciate what you do to them? They just take advantages from you, right?! They will go to you when they need, and you are so stupid giving them all for free. Then what?! They forget about you and left you behind", once He said that in anger.

"Tidak ada kejujuran itu, M, semuanya cuma omong kosong! Mereka hanya mau menghancurkan saya dan kita semua dengan propaganda yang ditulis dengan indahnya. Saya benci sekolah! Saya tidak mau sekolah lagi. Ngapain ke sekolah, bayar mahal, buang waktu, cuma untuk menghancurkan dunia ini?! Bohonglah semua slogan mau membuat dunia ini lebih baik. Mereka cuma mau uang dan kekuasaan. Mereka tidak peduli! Mana mereka peduli bahkan kalau kita saling bunuh dan mati, yang penting mereka dapat duit! Lihat saja M sendiri! Lihat! Apa yang mereka lakukan setelah semua yang M berikan pada mereka? Mereka cuma datang kalau ada maunya dan M selalu kasihan begitu saja. Terus, apa mereka ingat?
Mereka paling pergi dan boro-boro ingat, M!", begitu katanya dengan marah pada suatu malam.

20161110_185408.jpg
My Kiddos - Pangeran dan para Bidadari M.

I was stunned and sad in the same time. He is absolutely right. I am sicked and tired as well with all of these lies and misleads. The world will not getting better with tricky and duping educations. The facts all this time have proven, we have more educated people but this world is getting worse and worse.

Saya terpana dan sekaligus sedih. Dia benar sekali. Saya pun sudah bosan dan capek dengan semua dusta dan pembodohan. Dunia ini tidak akan menjadi lebih baik dengan segala dusta dan pembodohan yang terjadi. Bukti-bukti yang nyata sudah jelas, dunia ini memiliki lebih banyak penduduk yang terpelajar tetapi dunia justru semakin hancur dan hancur.

My second daughter, 10 years old. She also said, "If people are smart because they go to school, the city will have more trees, not building, houses, and cars, and we don't have to suffer from polutions".

Anak perempuan saya yang kedua, 10 tahun. Dia juga bilang, "Kalau memang orang pintar karena sekolah, kota kita pasti punya lebih banyak pohon, bukan gedung, rumah, dan kendaraan, dan kita tidak perlu menderita karena polusi".

My third daughter, 9 years old, she added, "Schools is actually the best place to bully someone else, Mom! Once my friend said that I am a daughter of evil just because they thought I have different religion. They bullied me after they saw some statues in our house."

I felt like crying. Terribbly sad.

Anak peremouan saya yang ketiga, 9 tahun, dia menambahkan, "Di sekolah malah tempat orang mengejek, M! Saya saja dibilang anak setan karena dikira berbeda agama. Hanya karena ada teman yang dulu pernah ke rumah melihat ada patung".

Duh, sedihnya!

My youngest daughter, 7 years old, even made a strong statement. She said, "So many bad people. My mom should not work that hard to have some money for us, if there is no corruption. The police should put them all in jail".

Anak saya yang terkecil, usia 7 tahun, juga membuat pernyataan keras. Dia bilang, "Banyak orang jahat, ya M. M seharusnya nggak perlu secapek itu untuk dapat uang kalau nggak ada korupsi. Polisi harusnya menangkap mereka semua dan taruh di penjara".

Really, I wish I can do more that what I can do now. For sure I asked them to pray and always do the best for all. Accept everything with open heart and think the good things from all, even from the worst, are the best way to move on. But still, I am just a mom, their hopes, dreams, and wishes are my hopes, dreams, and wishes. Their pains are my worst nightmare.

Sungguh, saya sangat ingin sekali bisa berbuat lebih banyak dari apa yang mampu saya lakukan saat ini. Tentunsaja saya meminta mereka untuk selalu berdoa dan melakukan semua yang terbaik bagi semua. Menerima segala peristiwa walau sangat pahit sekalipun dengan lapang dada adalah cara terbaik untuk bisa tetap melangkah maju. Semua peristiwa selalu ada hikmah baik yang bisa dipelajari. Namun tetap saja, saya hanyalah seorang ibu, harapan, mimpi, dan keinginan mereka adalah harapan, mimpi, dan keinginan saya. Semua derita mereka adalah mimpi buruk saya.

I have a strong believe that Steemit could help them, me, and all of us to make this world better. That is the main reason why I join Steemit and try to create the best content I can provide. Steemit is not just a game to play, for fun, and to find money. Not also to get reputations and names, Steemit is more than that and I do support and appreciate. Steemit changes the way we appreciate and care to others and ourselves, it is a good start to change.

Saya memiliki keyakinan kuat bahwa Steemit dapat membantu mereka, saya, dan kita semua untuk menjadikan dunia ini lebih baik. Itulah alasan utama mengapa saya mau bergabung di Stemit dan berusaha untuk selalu menyajikan posting yang terbaik. Bagi saya, Steemit bukan sekedar tempat bermain, bersenang-senang, dan mencari uang. Bukan juga untuk mendapatkan reputasi dan nama, Steemit lebih dari itu, saya dukung dan apresiasi. Steemit mengubah cara kita saling apresiasi dan memberi baik terhadap orang lain maupun diri kita sendiri, sebuah langkah awal yang baik bagi perubahan.

Let's change the world for a better future! Stop talking, just be the best Steemian for all!

Mari kita ubah dunia ini menjadi lebih baik! Berhenti banyak bicara, jadilah Steemian terbaik untuk semua!

Bandung, 9 Oktober 2017

Salam hangat selalu - Warm Regards,

Mariska Lubis

Pict: My work of art for Hopes, Dreams, and Wishes in Steemit
Foto: Hasil karya saya untuk Harapan, Mimpi, dan Keinginan di Steemit

Sort:  

waduh, kalau bukan karena @happyphoenix mungkin saya akan terlewat postingan mbak @mariskalubis ini.

Mungkin yang harus kita, rubah dari orang Indonesia adalah materialisme yang akhirnya membawa kita untuk menghalalkan segala cara agar terlihat sukses (menjabat dan beruang), dengan korupsi salah satunya.

budaya mau cepat dan tidak patuh hukum yang menyebabkan sogokan itu tetap jalan, nah kalau untuk korupsi, kita sekarang yang harus jeli, jangan mqu dibodohi oleh orang yang pintar membodohi mbak, terutama politisi,,apalagi yang sering bawa agama. Bah, agama saja dy pakai jalan mendapatkan inginnya, apalah kita yang hanya seonggok daging. hahah
tapi anak2 mbak mariska keren semua pemikiriannya, langsung jleb. 😂😂

#suka-mariska

Makasih @happyphoenix ya! Hehehe... kita harus ubah pola pikir dan menjadikan dirikita sebagai bukan objek dari uang, kekuasaan, keinginan, kebutuhan, dsb. Kan lucu, kita jadi objek dari semua itu sehingga kita mau saja melakukan semua yang tidak baik karenanya. Padahal kita tahu persis dan sadar bahwa perbuatan yang tidak baik akan merugikan diri kita sendiri dan semua.

Terima kasih banyak ya @ekavieka, semoga bermanfaat.

terima kasih mas sudah ikut partisipasi lombanya :)

Saya rasa mereka lebih tajam pengetahuan dan nuraninya dari kebanyakan kita para dosen yang percaya sistem pendidikan lebih menjanjikan perubahan. Sebenarnya para dosen menipu diri sendiri, bahwa sebenarnya pendidikan memberikan korupsi (kekotoran jiwa) dan pembodohan yang menyebabkan orang sekolah menjadi patung dibandingkan menjadi manusia merdeka

Ya bang @teukukemalfasya, saya sendiri sering merasa malu, sistem pendidikan mengajar dan diajar tidak ada lagi, kebanyakan hanya soal menjadi buruh pendidikan.

Sekurang-kurangnya kita tidak seperti yang ada dalam anggapan buruk anak-anak yang paham akan kondisi dunia. Pemikiran yang luar biasa dari putra dan putri ibu @mariskalubis, mareka ini calon perubahan dunia. Bisa di bayangkan jika saat ini saja mareka tidak terima dengan kondisi buruk ini, apalagi nanti kalau dewasa. Semoga mareka adalah POWER RANGER selanjutnya.
Salam hangat dan salam sukses dari saya @said-nuruzzaman

Ya, mereka sangat kritis dan lebih berani mengungkapkan pikiran... terima kasih dan salam hangat untukmu @said-nuruzzaman.

Postingan yang luar biasa untuk sebuah pemikiran cerdas dan kritis mengenai kondisi objektif mutu pendidikan dan outputnya di negeri ini.

Tidak ada yang salah dari karya pikir anak-anak (M) tentang kondis pendidikan yang berbanding terbalik dengan kondisi reelnya dilapangan.

Pendidikan adalah sebuah konsep mengajarkan pengetahuan, kebaikan, kebenaran, kepatutan dan kepantasan bagi semua orang dalam ruang lingkup civil society.

Tentunya dengan konsep ini tidak ada yang salah juga dengan pendidikan selama ini. Lantas mengapa harus ada orang-orang yang tidak sejalan dengan konsep pendidikan yang telah dilalui sebelumnya..? Mengapa harus ada orang jahat, koruptor, munafik dan sebagainya?

Jawabannya, ini semua karena kesalahan dalam konsep pendidikan keluarga

Keluarga adalah konsep awal untuk menanamkan karakter manusia madani (manusia terpola dan berperadaban) bagi anak-anak sebelum mereka menerima konsep pendidikan terstruktur dari lembaga pendidikan yang dihuni oleh orang-orang yang menjalankan sistem bukan nurani.

Jadi harus dipahami bahwa anak-anak (M) hari ini telah mampu berpikir cerdas dan kritis adalah hasil karya konsep pendidikan terstruktur dari lembaga pendidikan itu sendiri yang mampu diformulasikan oleh konsep pendidikan keluarga yang telah (M) tanamkan selama ini kepada mereka.

Maka tidak ada yang salah dengan pandangan dan pemikiran mereka terhadap dinamika kehidupan ini. Namun (M) yang telah menanamkan pendidikan awal dalam diri mereka sebagai manusia madani, teruslah menggiring mereka menjadi orang-orang masa depan yang akan merubah semua kehidupan ini sesuai dengan konsep madani tersebut. Amin.

#suka-mariska

Terima kasih pak dosen @bahtiarlangsa. Memang pada akhirnya pendidikan dalam keluarga memiliki perananan penting sekali karena kita tidak bisa hanya mengandalkan sekolah saja. Sebagai contoh tadi siang, baru saja ada guru yang dirpotes keras oleh orang tua murid hingga dilaporkan kepada kepala sekolah. Ternyata guru itu tidak salah, guru memberikan penjelasan baik-baik kepada anak yang sibuk memainkan jam barunya di kelas sehingga tidak fokus. Ibu guru itu berkata,"aduh jamnya bagus banget deh! Ibu juga mau. Tapi jangan dimainkan di kelas yah! Nanti saja di rumah."

Ternyata anak tersebut bercerita pada orangtuanya dan ditanggapi orang tua seolah-olah guru tersebut meminta jam tangan baru anaknya hingga heboh di sekolah. Kan ini salah banget!

Lalu guru yang membela anak yang dibully dan racism di sekolah, bisa kena tuduh bahwa guru tersebut tidak islami. Sementara sekolah itu tidak hanya untuk satu agama saja, ada murid lain yang tidak beragama Islam, dan bebas saja, namanya sekolah negeri. Bila ada murid yang dibully dan kena masalah rasicm, tentunya guru wajib membela dan tidak boleh ditentang.

Ini menjadi bukti kuat bahwa orang tua dan keluarga harus mengubah pola oikir dan perilaku di dalam mendidik anak, sebab anak akan meniru dan belajar banyak justru dari orang tua dan keluarga. Bukankah begitu pak dosen @bahtiarlangsa?

Terima kasih banyak, salam hangat dan sukses sellau juga.

Benar sekali buk @mariskalubis, ketika orang tua paham dengan peran dan tanggungjawab, maka tidak perlu saling mencari posisi untuk menuding siapa melakukan apa. Dengan menguatkan pendidikan karakter dalam keluarga, maka anak-anak kita akan belajar memahami sendiri kondisi objektif dari situasi sosial yang ada.
Jadi biarkan anak memahami dengan pandangan dan pemikirannya, namun kita mengawasi dan mengarahkan pada konsep yang sebenarnya.

Sepakat pak dosen @bahtiarlangsa. Semua harus sari diri sendiri.

terima kasih atas partisipasinya telah mengikuti lomba. :)

Ini adalah kritikan yang luar biasa. Bukan, ini adalah tamparan yang sangat keras bagi kita semua. Oke stop, tidak perlu saling menyalahkan, waktu kian berjalan, dunia terus berputar. Mari membuat perubahan mulai dari tingkatan yang paling kecil, tentu lah dari keluarga sendiri dulu. Hasil akhir nanti? Harus optimis, yakin lah pasti tidak akan mengecewakan karena kita telah berusaha maksimal untuk membuat segala perubahan yang dirasa perlu.

Salam @mariskalubis. Sukses selalu. #suka-mariska

Amin semoga kita semua mau dan berani untuk maju dengan mengubah diri menjadi lebih baik. Terima kasih dan salam hangat selalu @zamzamiali.

Perubahan itu perlu, terlebih jika merubah sesuatu ke arah yang lebih baik @mariskalubis

Makasih mas sudah ikut partispasi lombanya :)

Sama-sama mas @happyphoenix. Senang bisa ikut memeriahkan dan berpartisipasi di lomba ini.

Hanya beberapa kampus mungkin di Indonesia yang agak sedikit terbuka dan tertata pendidikan untuk Mahasiswanya, meski keuntungan dan jabatan tetap nomor 1 Buk @mariskalubis, selebihnya Ibu nilai sendiri... Saya termasuk korban yang ingin merubah pola pikir penguasa kampus, hingga akhirnya saya yang jadi korban. Begitu juga yang lainnya termasuk kawan kita Buk @mariskalubis, beliau tidak mendapatkan jabatan apa2, karena sering mengkritik kebijakan Penguasa kampus tempat beliau mengabdi.

Padahal tujuan dan keinginan beliau sangat mulia, tapi apa daya kampus tempat beliau mengajar, hanyalah lumbung ekonomi para penguasa. Sementara kualitas Mahasiswa tidak perlu ditanyakan Buk, jangankan menjual keluar Aceh, di Aceh saja hampir malu kita bilang bahwa saya lulusan S 1, sementara kemampuan kita setingkat SMA. Begitulah realita dilapangan Buk, semoga mereka cepat punah dan datang generasi yang mau memikirkan kemajuan, dengan tidak menempatkan ekonomi nomor 1. Orangnya rahasia dan itu hanya pendapat saya Buk...

Salam

@safwaninisam

Terima kasih untuk sharingnya @safwaninisam. Saya dulu memilih pulang ke Indonesia karena ingin sekali membantu negeri tercinta, walaupun saya bisa saja menetap di luar negeri dengan gaji besar dan kehidupan mapan. Namun alangkah sedihnya karena saya sering "dibuang", pernah karena alasannya masih terlalu muda untuk mengajar S2 dan juga karena bidang ilmu yang saya pelajari bekum ada tempatnya di kampus2. Saya bingung, sengaja saya pulang membawa ilmu yang belum dipelajari oleh orang di sini, dan memang hampir tak ada yang mau karena berat dan susah masuk sekolahnya, aplg untuk lulus. Alasannya benar-benar tak masuk di akal, kampus kok seperti itu.

Saya paham bila banyak yang mengalami peristiwa sama seperti dirimu, bukan hanya di kampus tapi di mana-mana. Orang yang tak berkualitas malah menjabat, kan? Bagaimana mau beres coba?

Soal pendidikan tinggi, bagi saya bukan segalanya. Malah sekarang banyak perusahaan yang mengerti, mencari karyawan bukan karena gelarnya karena gelar tak menjamin. Saya sendiri malas memilih karyawan yang sekolah tinggi, masih muda, tapi tak tahu apa-apa, kebanyakan sombong pula! Hedeh, lebih baik yang sekolah dari alam saja, lebih tahu bagaimana menjadi manusia. Sekolah tinggi tidak jaminan sanggup menjadi manusia yang seutuhnya, kok! Sukses? Hahaha... Sukses kalau hanya urusan jabatan dan uang sih, saya nggak anggap sukses, tapi jika sudah bisa menjasi manusia yang seutuhnya, baru saya anggap sukses.

Jadi, jangan kecil hati! Biarkan saja, bagus juga kok tak menjabat saat ini, daripada masuk dalam lingkaran setan. Diselamatkan oleh Allah dengan cara seperti itu, kan enak...

Salam hangat selalu.

mendengarkan dengan hati, dan berbicara dari hati ke hati, maka akan teringat semua yang kita sampaikan ... krn hati tak pernah bisa membantah benar atau salah.

Keren banget kalimatmu!

hahahaha ...jadi baper ni saya ... kata-kata itu keluar saat saya membaca tulisan orang-orang hebat, artinya efek dari tulisan mbak @mariskalubis

Hahahaha nggaklah, itu hasil pemikiranmu yang cerdas @steem77.

Hahaha ... terima kasih mbak @mariskalubis

Mari menghasilkan karya demi kemajuan bangsa dan negara.

Semoga mimpi dan harapan dpat dicapai ya mbak amin

Senang sekali, buka steemit pagi-pagi ketemu tulisan seperti ini.. mereka benar, saat ini orang-orang pintar dan tulus justru.menjadi mainan para politikus bodoh, thanks kakak.. untuk sarapan bergizi di awal pekan ini.. have nice day ya.. salam untuk pangeran dan bidadarimu :)

Iya @rayfa, kasihan anak2 dan masa depan jika kita terus membiarkan situasi dan keadaan seperti itu... terima kasih dan salah hangat untukmu sekeluarga.