Gadget di Atas Kertas Putih

in #indonesia7 years ago

Teori Tabularasa yang dikemukakan oleh Locke itu benar sekali. Pikiran setiap manusia yang dilahirkan ibarat kertas kosong. Belum ada memori apapun. Ia masih suci dan putih. Lalu barulah bertemu dengan pendidikan yang utama dan pertama, itulah orang tua.
Lantas, benarlah pepatah yang mengatakan "apa yang kita tanam, itu yang kita tuai". Itu sebabnya semakin baik yang dituliskan oleh orang tua, maka semakin indah pula kertas itu tertuliskan.

Terheran dan aneh melihat anak berusia 2 - 6 tahun yang di tangannya ada sebuah gadget. Seolah-olah benda itulah ibunya. Jika diambil sedetik saja, ia menangis minta diberikan kembali. Usia 2-6 tahun yang harusnya masih bermain lompat-lompatan dan lari-larian, sekarang sudah mahir memainkan gadget? Lalu mana orang tuanya?

image

Di usia yang disebut "golden age" itu sangat penting mengoptimalkan perkembangan psikisnya. Pada masa-masa inilah kecerdasan dan karakter mereka mulai difondasikan. Lalu apa yang akan terekam jika pada usia itu mereka mulai menyalahgunakan benda yang seharusnya belum mereka gunakan? Akankah orang tua mengawasinya? Kebanyakan para orang tua hanya menyodorkan gadget kepada anaknya dengan alasan agar tidak menangis dan tidak mengganggunya istirahat akibat lelah bekerja seharian. Dan yang lumrah terjadi, mereka menggunakan gadget untuk bermain game dan menonton video-video di youtube.

image

Sangat disayangkan jika itu yang terjadi pada benih-benih pemuda bangsa kita.
Pengawasan dari orang tua tidak boleh luput sama sekali. Kenalkan mereka pada hal yang wajar sesuai usia mereka. Perdengarkanlah dan perlihatkanlah sesuatu yang baik agar itu dapat menjadi bagian dari fondasi utama yang akan tertulis pertama sekali di kertas putih mereka.