The Beginning of Human Civilization ( Asal Mula Peraban Manusia ) English & Bahasa

in #indonesia7 years ago

Assalamu'alaikum Wr.Wb.

imageTaken with camera phone

hello steemian

On this occasion I will tell you a little about human life in prehistoric times

Once humans once lived in a primitive state, their traits were to behave individually; each other did not know each other. The need factor encourages them to interact with each other. Starting from the simplest stage, namely cooperation to survive, protect each other from harm in the jungle by providing the food sector. Shelter and clothes are available through cooperative relationships and barter production. Tie home relationships, then foster kinship and form a clan community.

The vastness of the oceans, the hollowly deserted deserts, the tortuous rivulets and the towering mountains prevent these colonies from meeting each other, even unthinkingly interacting.

Then when there is a major disaster, they gather as immigrants where each other adapt. In this long process of getting to know each other, inevitably from the frequent occurrence of conflict, contact and conquer each other and also fellowship. This is what speeds up the process of assimilation. Through cultural inheritance, customs and science, so the horizon of human thought is increasingly widespread and civilization is slowly progressing.

Just so on this occasion, we will connect again on another occasion.

Bahasa

Dulu manusia pernah hidup dalam keadaan primitif, ciri-ciri mereka adalah berperilaku individual; satu sama lain tidak saling mengenal. Faktor kebutuhanlah yang mendorong mereka untuk saling berinteraksi. Mulai dari tahap paling sederhana, yakni kerja sama untuk bertahan hidup, saling melindungi dari segala bahaya di tengah rimba dengan menyediakan sektor pangan. Tempat tinggal dan pakaianpun tersedia melalui hubungan kerja sama serta barter hasil produksi. Mengikat hubungan rumah tangga, kemudian membina kekerabatan lalu membentuk masyarakat marga.

Luasnya lautan, padang pasir yang terbantang hampa, sungai besar yang berliku-liku dan gunung-gunung yang menjulang tinggi menghalangi koloni-koloni ini untuk saling bertemu, bahkan tidak terpikirkan untuk saling berinteraksi.

Kemudian ketika terjadi bencana besar, mereka berkumpul sebagai imigran dimana satu sama lain saling beradaptasi. Dalam proses panjang saling mengenal ini, tidak terhindari dari sering terjadinya konflik, kontak sejata dan saling menaklukkan dan juga saling bersekutu. Hal inilah yang mempercepat proses berjalannya asimilasi. Melalui pewarisan budaya, adat-istiadat dan ilmu pengetahuan, sehingga cakrawala pemikiran manusia semakin luas dan peradaban perlahan maju.

Source: The Raptor (Ibn Ismael)

Hanya sekian pada kesempatan ini, nanti kita sambung lagi pada kesempatan yang lain.

Wasalamu'alaikum Wr. Wb.