Jokowi or Prabowo Become the Winner of 2019 Presidential Election?

in #indonesia6 years ago


source photo

The 2019 Presidential Election (Pilpres) in Indonesia was like a repeat in 2014. This is a battle between Prabowo Subianto and Jokowi second volume. Only this time a different one was the representative who accompanied the two.

Jokowi used to partner with M Jusuf Kalla, and Prabowo was accompanied by M Hatta Rajasa. Now Prabowo paired up with a successful businessman Sandiaga Uno and Jokowi chose the ulama, KH Ma'ruf Amin. Even though it's a different pair, this is still a fight between Prabowo and Jokowi which is a repeat of 2014.

Then who will win from this second volume battle? Will Jokowi return to success or will he return home to Solo with defeat. Or Prabowo is again reaping the defeat in the 2019 presidential election.

Keep in mind, the current conditions will affect the choice of citizens in the 2019 Presidential Election. If the people feel distress and suffering during the Jokowi period, then their chances of winning will be thin. Petahana does have everything to win, but the people have power in the ballot box.

As reported by www.kompas.com (07/22/2014) night, the General Election Commission appointed Joko Widodo and Jusuf Kalla as the most votes in the 2014 Presidential Election.
The results of the 2014 presidential election, the difference between Jokowi and Prabowo was not absolute. Jokowi-JK won a victory of 70,997.85 votes (53.15 percent) in the 2014 Presidential Election. While Prabowo won 62,576,444 votes (46.85 percent). So, the difference between the two votes is 8,421,389 votes.

But the question is whether 70 million votes in favor of Jokowi will vote again. Then who chose Prabowo, 62 million votes will vote again. Keep in mind, if the people do not fast, Jokowi's voice can turn to Prabowo. While the voice that supports Prabowo will increase, remembering that his supporters will not falter. But we have to wait for the results of the Presidential Election on April 17, 2019.

Whoever the President and Vice President of Indonesia will be, let us support them in a compact and peaceful manner and criticize constructively if we forget their promises. Guard our Indonesia. (*)

(INDONESIA)

Jokowi atau Prabowo Jadi Pemenang Pilpres 2019?

Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 di Indonesia seperti ulangan pada 2014 lalu. Ini menjadi pertarungan antara Prabowo Subianto dan Jokowi jilid kedua. Hanya saja kali ini yang berbeda adalah wakil yang mendampingi keduanya.

Dulu Jokowi berpasangan dengan M Jusuf Kalla, dan Prabowo didampingi M Hatta Rajasa. Kini Prabowo berpasangan dengan pengusaha sukses Sandiaga Uno dan Jokowi memilih kalangan ulama, KH Ma’ruf Amin. Meski beda pasangan, ini tetap pertarungan antara Prabowo dan Jokowi yang menjadi ulangan 2014.

Lalu siapakah yang akan menang dari pertarungan jilid keduanya ini? Akankah Jokowi kembali berjaya atau akan pulang kampung ke Solo dengan kekalahan. Atau Prabowo yang kembali menuai kekalahan dalam Pilpres 2019.

Perlu diketahui, kondisi saat ini akan mempengaruhi pilihan warga pada Pilpres 2019. Jika rakyat merasakan kesusahan dan penderitaan selama periode Jokowi, maka peluangnya untuk menang bakal tipis. Petahana memang punya segalanya untuk menang, tapi rakyat punya kuasa di kotak suara.

Seperti dilansir www.kompas.com (22/7/2014) malam, Komisi Pemilihan Umum menetapkan pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai peraih suara terbanyak Pemilu Presiden 2014.

Hasil Pilpres 2014, selisih antara Jokowi dan Prabowo tidaklah mutlak. Jokowi-JK meraih kemenangan 70.997.85 suara (53,15 persen) pada Pemilu Presiden 2014. Sedangkan Prabowo meraih meraih 62.576.444 suara (46,85 persen). Jadi, selisih suara keduanya adalah 8.421.389 suara.

Tapi yang menjadi pertanyaan adalah, apakah 70 juta suara yang mendukung Jokowi akan memilihnya lagi. Kemudian yang memilih Prabowo, 62 juta suara akan memilihnya lagi. Perlu diketahui, bila rakyat tak puasa, bisa jadi suara Jokowi beralih ke Prabowo. Sedangkan suara yang mendukung Prabowo bakal bertambah meningat pendukungnya tak akan goyah. Tapi kita harus menunggu hasil Pilpres pada 17 April 2019.

Siapapun Presiden dan Wakil Presiden Indonesia mendatang, mari kita dukungan secara kompak dan damai serta mengkritik secara membangun bila melupakan janjinya. Jayalah Indonesia kita.(*)