Character education for children ( pendidikan karakter bagi anak anak)

in #education7 years ago (edited)

image

The word "character" comes from the Greek kharass ا which means to form / carve. On the one hand, character is something that is engraved through our experience. Character education (Wikipedia) is a human activity where there are educational actions that are destined for future generations.

The experience of character building takes us out of the comfort zone and forces us to 'dig' to find new resources within us. The experience we have when we are young is very influential because it can form the adult figure we want later. At least that's what Freudia believes. Good character implies a positive attitude and self-confidence in a person.

A good school is more than just focusing on getting the highest score exam. They try to develop an overall personality. Indeed, some of the most important parts of a good education take place outside the classroom - because this is part of the curriculum that gives the opportunity to build the most characters.

Many reputable schools or educational institutions have added value when compared to school facilities and activities in general and of course at a higher cost. Relying on responsibility for shaping the character of the child to school must be far from enough, the family is the front guard in shaping the character of the child.

Character and Thinking Ability
Since character is part of the decision-making process, the child's ability to reason and think logically contributes to the decisions he or she makes. Separating character education, or assuming character education is more important than inappropriate intellectual education. Indonesian national education figure Ki Hajar Dewantara stressed the importance of balance between creativity, initiative and work in the field of education. If someone takes precedence, while others are set aside, we will see? Adults who lost their humanity. Interestingly, recent studies show that characters can not be taught like math. Paul Tough, author of How Children Success: Grit, Curiosity and The Hidden Power or Character says that characters should not be regarded as teaching materials, but should be displayed in children's environments. As adults around us, we are also the first example to imitate to display characters that are considered important.

[IND]
Kata "karakter" berasal dari bahasa Yunani kharassō yang berarti membentuk / mengukir. Di satu sisi, karakter adalah sesuatu yang terukir melalui pengalaman kita. Pendidikan karakter (Wikipedia) adalah aktivitas manusia dimana ada tindakan edukatif yang ditakdirkan untuk generasi penerus.

Pengalaman membangun karakter membawa kita keluar dari zona nyaman dan memaksa kita untuk 'menggali' untuk menemukan sumber daya baru di dalam diri kita. Pengalaman yang kita miliki saat kita muda sangat berpengaruh karena bisa membentuk sosok dewasa yang kita inginkan nanti. Setidaknya itulah yang diyakini Freudia. Karakter yang baik menyiratkan sikap positif dan kepercayaan diri pada seseorang.

Sebuah sekolah yang baik lebih dari sekadar fokus untuk mendapatkan ujian dengan nilai tertinggi.
Mereka mencoba mengembangkan kepribadian secara keseluruhan. Memang, beberapa bagian terpenting dari sebuah pendidikan yang baik berlangsung di luar kelas - karena ini adalah bagian dari kurikulum yang memberi kesempatan untuk membangun karakter terbanyak.

Banyak sekolah atau institusi pendidikan terkemuka memiliki nilai tambah jika dibandingkan dengan fasilitas dan kegiatan sekolah secara umum dan tentunya dengan biaya lebih tinggi. Mengandalkan tanggung jawab untuk membentuk karakter anak ke sekolah tentunya sudah jauh dari cukup, keluarga adalah penjaga depan dalam membentuk karakter anak.

Karakter dan Kemampuan Berpikir
Karena karakter adalah bagian dari proses pengambilan keputusan, kemampuan anak untuk beralasan dan berpikir secara logis berkontribusi terhadap keputusan yang diambilnya. Memisahkan pendidikan karakter, atau mengasumsikan pendidikan karakter lebih penting daripada pendidikan intelektual yang tidak sesuai. Tokoh pendidikan nasional Indonesia Ki Hajar Dewantara menekankan pentingnya keseimbangan antara kreativitas, inisiatif dan pekerjaan di bidang pendidikan. Jika seseorang diutamakan, sementara yang lain disisihkan, kita akan lihat? Orang dewasa yang kehilangan kemanusiaan mereka. Menariknya, studi terbaru menunjukkan bahwa karakter tidak bisa diajarkan seperti matematika. Paul Tough, penulis How Children Success: Grit, Curiosity and The Hidden Power atau Character mengatakan bahwa karakter tidak boleh dianggap sebagai bahan ajar, tapi harus ditampilkan di lingkungan anak-anak. Sebagai orang dewasa di sekitar kita, kita juga merupakan contoh pertama untuk meniru untuk menampilkan karakter yang dianggap penting.

Source :