Puisi

in #culture7 years ago

Puisi-puisi Okta Piliang

Maulidan Maulidan

1/

renggek belum usai
di liang liang gigi susu
maulidan rayu bapak ibu
di hari sabtu bertahun tahun lalu

tempat wisata alam kecimpung yang diperam gigil
"dingin sekali, sewa benen dan akan aku renangi semangat baru" pecah gelak maulidan

desau ragu pucuk mahoni yang ditatak musim
melewatkan akal dangkal dan kenakalanmu
"ibu. bapak aku mau jadi pelaut, melarutkan kedewasaan serupa candu. bila telah bujang" mereka aminkan seketika

renggek belum usai
di liang liang waktu
ketika kaucatat memo di depan pintu
"ibu, bapak aku ingin berbini" mereka aminkan
undangan disebar
helat di hari sabtu

maka kautangisi gigi susu, kaususuri waktu rumpang dimasa lampau
restui kami sebelum bersanding, sebelum telur dipecahkan

2/

setelah puisi cinta jadi sia sia
pinangan tak jadi
maulidan gundah gulana sebab memang benar hesti telah dilamar orang
maka tidak ada alasan patah hati bagi penyair
sebab patah hati ialah jalan sunyi yang mesti direntang ke segala alir

bukankah masih ada hesti hesti yang lain?

namun bimbang maulidan seumpama umpan pucat digoyang riak air
tidak pasti disambar ikan kapan mau

tidak semudah menyimpan link-syur diblokir google positif, menshare puisi, atau komen dilini masa: selamat puisi kau tembus koran

"pukimaklah puisi puisi terlalu bangsat
hingga hesti masih terus saja merawat kenang" berang maulidan menghantam dadanya

maulidan berjanji akan mencari hesti yang lain
tentu setelah puisi cinta tak jadi sia sia

di selembar undangan: to maulidan

3/

orang orang terlanjur percaya bahwa hesti
memang benar adanya
yang sangat begitu dicintai maulidan

tetapi kehendak berkata lain
dari yang dipercaya orang orang itu
rupanya
maulidan mencintai buku
dari yang lama sampai baru

maulidan mencintai lagu-lagu indie
yang asik didengar sendiri
yang tenar dikalangan tertentu

tentu juga kamu, jika kamu bertemu maulidan
percayalah bikin ketawa
sebab cinta dalam dadanya suka datang tak terduga

4/

demikianlah, orang akan tergelak dengan kelucuannya
siapa pun
maulidan orang akan gampang ingat
tapi tidak perihal hesti atau sajak cinta sapardi di selembar undangan
jangan kausebut nama itu, sambar maulidan

tidak ada hati yang perlu didamaikan
kurenah habis cinta kandas, biduknya telah berlabuh di januari yang hujan

begitulah maulidan berkata dengan seteguhnya iman para nabi-nabi
sebab hesti berbilang sayang cuma dalam puisi
tidak lebih

tidak ada yang lucu hari itu
pantai carocok tetap pada debur
dan senja purna dipagut malam
saat itu rindu dilayarkan
dengan garah disurukkan

5/

jika kautemui hari hari berikutnya
serta simpang siur yang ada
jika kautemui orang gagah
jangan langsung percaya
ukur dirimu dan masuk ke dalam
jauh lebih jauh
sebagai seorang maulidan mesti tak boleh terhipnotis

sungguh. hesti cuma dalam puisi

misalkan dalam suatu hari yang asing
kau berkenalan dengan hesti
yang senyatanya
itu cuma kebetulan
nama yang sama

jadi sebagai seorang pembaca mestinya kau masuk lebih dalam
lebih dalam
hingga hesti lebih tampak pengandaian
sepandai maulidan berenang di pantai pariaman
atau mengajar di ruang kelas penerbangan
dan barangkali berenang dan terbang itu hampir sama, cuma beda suasana serta cara jatuhnya imajinasi
di kepala maulidan ataupun hesti

Payakumbuh 2017- 2018

Biodata:
Okta Piliang lahir di Payakumbuh 1 Oktober. Karya berupa puisi termuat di media massa dan beberapa antologi bersama. Antologi paling lawas: Mendaras Sampai Siak, Ketika Puisi Benar-Benar Terbit, Jejak Mata Air: Dari Sittwe ke Kuala Langsa. Bergiat di Komunitas Tanah Rawa Payakumbuh.

2017-10-07 10.21.57.jpg

Sort:  

Hai, halo @oktapiliang.. Welcome di Steemit! Senang melihat anda bergabung.. diupvote yaa.. :-,

Selamat datang di steemit, Uda

Selamat bergabung di Steemit, Okta. Semoga menggembirakan