Penjual Obat Aneh

in #busy7 years ago (edited)

Suatu hari, di tahun-tahun pertama pasca damai, saya melihat orang berkerumun di salah satu sudut Tempat Pelelangan Ikan di Lampulo, Banda Aceh. Mereka tidak sedang mengerubungi tumpukan ikan, tapi seorang kakek penjual obat yang tengah ladat bercerita di sana.

Penjual-obat-keliling-bulukumba-2.jpg Foto Ilustrasi: sulsel.pojoksatu.id

Rupanya sebagian besar penonton adalah warga asing. Mereka sekelompok tamu dari Malaysia yang entah karena hajat apa berada di sana.

Si Kakek terlihat bersemangat. Bahasa Acehnya diganti Melayu.

"Tuan-tuan mari mendekat. Tak perlu takut datang ke Aceh. Ini negeri sudah aman. Tak ada lagi senjata. Semua yang usang sudah dipotong. Tinggal yang bagus-bagus saja," ujarnya penuh semangat.

Sesaat penonton terdiam. Selanjutnya semua tertawa.

Si Kakek rupanya sedang mempromosikan obat penawar racun yang katanya paling ampuh di dunia.

"Juga dapat membunuh segala bisa ikan di laut," kata dia.

Tidak asal bicara, dia mengambil kepingan obat nyamuk bakar dan mengunyahnya hingga hancur, lalu menelannya tanpa tersisa. Penonton takjub. Mereka bertepuk tangan.

Di sela mempromosi obat, dia kembali meminta warga asing datang ke Aceh.
"Tak perlu takut. Mari datang. Semua senjata sudah dipotong, tinggal yang bagus-bagus saja."

Penonton kembali tertawa dengan dahi berkerut. Mereka barangkali menganggap penjual obat ini orang aneh.

Saya sendiri beranggapan begitu. Tapi saya cukup kagum. Bukan karena dia memakan obat nyamuk, tapi karena sindirannya terkait kondisi Aceh saat itu yang saban waktu dipenuhi aksi perampokan bersenjata.

Si Kakek kian ladat. Setiap selesai menelan sekeping "Tiga Roda" dia meminum penawar racun yang katanya paling ampuh sedunia. Begitu seterusnya hingga berkeping-keping "Tiga Roda" masuk ke perutnya.

Pada akhirnya penonton memang tak lagi takjub. Mereka menjadi takut dan iba. Si Kakek terus berkoar. Mukanya kian pucat. Suaranya mulai melemah dan sekujur dahinya dipenuhi keringat sampai seorang penonton tiba-tiba mendekat dan memohonnya untuk tidak lagi menelan obat nyamuk.

"Sudah, Pak Cik!" kata lelaki itu sambil meminta Si Kakek memberinya beberapa penawar racun.

Kini, setiap kali melihat penjual obat yang menggelar lapak dagangannnya di peukan-peukan, ingatan saya langsung melayang ke Lampulo.

Penjual obat aneh, berani, sekaligus menakutkan. Saya selalu bertanya-tanya bagaimana nasibnya setelah menelan begitu banyak obat nyamuk.

Sort:  

Saya suka dengan maksud yang tersirat di cerita abang. Salam kenal bang @burong7...

itu info yang valid, hahahha,... tgal yg bagus2nya saja

Haha. Yg bangus2 kita simpan dulu @lordgeraldi. Makasih sudah berkunjung ke blog saya

Keberanian dan pintar berbicara adalah jiwa penjual obat

Benar bang @kunrishartanto. Dua itulah modal mereka 😄
Makasih sudah berkunjung ke blog saya

Yang pasti setelah menelan obat nyamuk, dia tak butuh autan lagi 😀

Kata 'ladat' ini kalau di kbbi padanannya apa nu?

Obat nyamuk aja dimakan. Apalagi nyamuk 😁

Bahasa aceh nyan bang. Hana lam kbbi. Kabiasa meupakek. Padahai salah. Hana lam kamus 😂😂

Ladat itu keasyikan.....

Aku heran dengan nasib penjual obat setelah adegan aneh itu usai, apakah dia mati atau ganti profesi?

Prediksi saya dia ganti profesi bang 😆

"Sudah pak cik... Jangan diminum lagi obatnya. Biar saya saja" kata Zubaidah wisatawan asal Singapura.

Hehehe.. Zubaidah oh zubaidah... 😂

Jangan mau ditipu, itu obat nyamuk palsu.
Kue yang menyerupai obat nyamuk..hahaha...

Sering dilihat dijalan2 saat sore hari penjualan obat murahmeriah @burong7

Hahaha penjual obat aceh, selain menjual obat juga menjadi stand up comedy, kalau gak melucu gak asik 😂
Salam bg @burong7

Promosi mukat ubat yang luar biasa...