Sisi lain Steemit - Aceh: dari sini ia bersemi

in #aceh7 years ago (edited)

Baiturrahman

Saya tidak tahu siapa orang Aceh pertama yang membuka akun Steemit. Jika Anda tahu dan mengenalnya, sampaikan salam saya kepadanya.

Sejak awal bergabung di Steemit, saya menyimak postingan-postingan yang membuat mata saya terbelalak. Saya harus membaca postingan-postingan tersebut melalui bantuan Google Translate. Belum banyak postingan-postingan yang berupa foto saat itu. Rata-rata postingan berupa artikel-artikel.

Ketika beberapa Steemian Aceh mulai rajin membagikan postingan di Steemit, saya mulai melihat pola-pola baru. Salah satu yang banyak bermunculan adalah jenis fotografi alam. Saya ingat, rata-rata postingan tersebut menceritakan keadaan dan kondisi alam dari tanah Aceh. Sebelumnya saya tidak menemukan postingan seperti ini di Steemit. Itu pengamatan saya. Mohon maaf jika terdapat kesalahan.

Berminggu-minggu kemudian, saya melihat beberapa postingan para Steemian luar yang mulai mengikuti pola-pola postingan orang Aceh. Macrophotography mulai rajin berlalu-lalang di lini masa Steemit.

Beberapa Steemian dari luar takjub terhadap postingan-postingan alami dari Steemian Aceh. Meskipun tidak semua postingan tersebut berkualitas, tapi saat itu, mereka tetap memberikan apresiasi yang luar biasa.

Tapi perlahan-lahan, munculnya Steemian baru yang mengambil jalan pintas telah menyebabkan petaka bagi kita. Banyak postingan-postingan mereka yang mulai rajin didatangi Cheetah dan Steemcleaners. Kami berupaya memerangi kecurangan tersebut untuk mengembalikan marwah dan martabat Aceh. Tapi apalah daya! Mereka tak mementingkan martabat dan harga diri, hanya harga perut yang dipikirkan.

Steemit terus berkembang dari satu meja kopi ke meja kopi yang lain. Kami gencar melakukan promo dan mengingatkan tentang pentingnya aturan-aturan lurus yang harus dipatuhi oleh Steemian baru.

Kami melakukan meetup-meetup tanpa harus memamerkan kepada orang-orang. Kami juga tidak berkampanye layaknya politikus-politikus pada musim seumeuengeuet tentang hebatnya partai ini atau komunitas itu. Semua yang kami lakukan hanyalah berbagi ilmu dan saling terbuka.

Kami menuntun Steemian baru untuk tetap menjaga originalitas sebuah postingan. Kami menjunjung kreatifitas-kreatifitas baru. Dalam kamus kami, postingan yang telah kami bagikan, tidak akan kami bagikan kembali pada bulan-bulan berikutnya.

Inilah Steemit yang dulu saya pahami: tentang rasa, tentang harga diri, tentang kebersamaan, tentang kejujuran, tentang rasa hormat, dan tentang saling berbagi.

Dari Aceh, Steemit mulai bersemi. Barangkali juga, di sini ia akan gugur.

Sort:  

Saya tidak tahu siapa orang Aceh pertama yang membuka akun Steemit. Jika Anda tahu dan mengenalnya, sampaikan salam saya kepadanya.

Paragraf pembuka; DAHSYAT...!!!!!! 😍😍😍😍😍

Selanjutnya ... Terserah Anda!

Beu lee neu tuleh ata lage nyoe.

Sekali2 boleh lah bg meetup nya dibanda aceh, saling berbagi dalam menulis, salam dari kopi rukoh banda aceh

This has received an upvote from the @minnow-aid subscription service.

Awak Aceh cit awak teuleubeh ateuh rueng donya, diketahui kafir (dithei le kafe)

Beutoi haba gata!

Indah nya mesjid banda aceh .di waktu malam😍 .salam kenal @teukumuhlis

Mantap, hal inilah sebenarnya yang harus dihidupkan lagi, kita tidak menampik bahwa platform ini berlatarbelakang bisnis, tapi harga diri juga harus dikedepankan, rasa malu harus ditanamkan agar tidak menjadi pencuri didunia maya. Kita senang banyak warga Aceh yang mulai terbuka matanya pada steemit, tapi etika dalam berkarya juga harus diluruskan, munculnya aplikasi baru yang memperbolehkan menggunakan karya orang membuat kita geleng-geleng kepala, jikapun berupa kutipan tentu ada batasnya, bukan berarti dengan memasukkan sumber kita bisa saja copy paste, saya yakin kedepan dengan pembahasan yang masif akan membuat para pemilik platform ini sadar, bahwa kualitas harus sejalan dengan kuantitas, jika tidak platform ini tidak ada bedanya dengan media sosial lainya dari sisi konten, banyak berisi sampah.

Terima kasih, Bang! Atas tambahan catatannya. Luar biasa!

Saya baru sebulan di sini, dan saya memang melihat fenomena yang abang ceritakan di atas. Saya termasuk yang sedih pula. "Mereka tak mementingkan martabat dan harga diri, hanya harga perut yang dipikirkan". Kalimat ini memang harus digarisbawahi ya bang. Saya pribadi berharap semoga saya tidak masuk bagian copy-paste tersebut agar orang-orang mengenal saya lewat tulisan saya.

Teruslah berkreatifitas. Selamat mengais pundi-pundi Steem dengan jalan yang baik. Mantap!

Baik Bang, saya memang baru. Dan Alhamdulillah track record saya masih baik untuk tidak mengemis di steemit. Hehe.

Steemit bisa menyatukan kita semua ya bang.. dan membuat kita terus semangat untuk terus produktif..

dengan membaca postingan ini, saya jadi termotivasi untuk terus belajar dan berkarya tanpa harus plagiat dari tulisan orang lain. seburuk apapun tulisan itu, asalkan hasil karya sendiri, namun akan ada kepuasan tersendiri.

terimakasih atas motivasinya brother @teukumukhlis

Mantap bang.. @teukumukhlis, saya juga nitip salam dari saya @putraabdal kepada pembuka steemit pertama di aceh..

Hehe, semoga ada yang menyampaikan salam kita.