Belajar Pembangunan Kota Berkelanjutan dari Jerman

in #aceh7 years ago (edited)

Sustainability adalah keberlanjutan, dimana dunia yang sekarang kita tempati, menjadi tempat yang layak tinggal bagi generasi yang datang. Sustainability adalah perkembangan ekonomi dan sosial yang tidak mengancam, bahkan mampu meningkatkan kualitas lingkungan. Kunci dari sustainability adalah mengurangi penggunaan sumber daya alam dan menciptakan livability (kelayakan tinggal). Istilah populer menyebut "kita meminjam dunia yang kita tempati sekarang dari generasi yang akan datang". Sustainability berarti dunia harus layak ditempati oleh generasi 25, 50 hingga 100 tahun yang akan datang, namun tanpa mengorbankan kebutuhan generasi sekarang.

Dunia selalu identik dengan kota/ urban area dan desa/ rural area. Namun diperkirakan bahwa, tiga perempat dari populasi dunia akan menempati urban area dalam beberapa dekade. Kawasan perkotaan adalah tempat dimana hampir semua elemen yang mempengaruhi fenomena dunia berawal. Kota adalah refleksi kemajuan dan kemunduran suatu entitas.

Kota adalah tempat berkumpulnya creative class, akibat proses urbanisasi , yang membuatnya menjadi tempat yang dinamis dimana sebagian besar ide pengubah dunia berawal. Urbanisasi, walaupun dikritik sebagai pemicu kesenjangan urban dan rural dan berperan besar dalam merusak kualitas lingkungan perkotaan, dalam waktu yang panjang berpengaruh secara positif terhadap kemajuan kota.Tapi, kota juga adalah pemasok utama elemen-elemen berbahaya yang merusak bumi kita. Kita dapat mengubah dunia dengan mengubah kota kita.

Salah satu cara yang dapat membantu kita dalam menciptakan kawasan perkotaan yang livable/ layak tinggal adalah dengan mengontrol populasi di kota. Ledakan populasi kota memicu kerusakan lingkungan. Desentralisasi dan pengembangan inti/ core/ nukleus baru dapat berperan besar dalam kontrol populasi karena mampu mengurangi urbanisasi .Negara Eropa dengan perencanaan kota yang matang, seperti Jerman, telah lama menganut sistem desentralisasi dan menciptakan core atau inti pengembangan yang tersebar di seluruh Jerman sehingga menciptakan sistem kota-kota yang tersebar, yang jauh berbeda dengan Indonesia yang memiliki pertumbuhan kota yang sangat konsentrik, dengan pusat konsentrasi di Jawa, khususnya Jakarta.

Di Jerman, banyak kota dan wilayah aglomerasi perkotaan yang berfungsi sebagai core, seperti Frankfurt, Berlin, Kawasan aglomerasi perkotaan Ruhr Gebiet (yang terdiri dari Kota Dortmund, Bonn, Koln dan Bochum), Stuttgart, Munich, Bremen dan lain-lain. Salah satu cara Jerman untuk menyebarkan core-core tersebut adalah dengan menyebarkan gedung-gedung strategis pemerintahan di seluruh Jerman. Pembangunan gedung-gedung strategis pemerintahan yang terpencar ini memancing pertumbuhan di setiap core dan menjadi sumber bangkitan aktifitas kota yang efektif. Karena itulah, tidak semua gedung-gedung strategis pemerintahan dibangun di ibukota Berlin.

Pembangunan inti-inti yang tersebar ini sangat efektif untuk mencegah urbanisasi dan pembengkakan pertumbuhan ekonomi dan populasi yang terkonsentrasi di suatu wilayah, seperti halnya di Indonesia yang ekonomi dan penduduknya sangat berpusat di Jawa. Berlin, kota terbesar di Jerman, hanya berpenduduk 3 juta jiwa.

Sistem inti yang tersebar juga menyebabkan hierarki kota-kota di Jerman tidak berbeda jauh. Kota yang berada di tingkat atas hirarki kota, dengan kata lain kota yang paling maju, tidak berbeda begitu jauh dengan kota-kota yang berada di level hierarkhi satu tingkat di bawahnya. Hal ini berbeda dengan hirarki kota-kota Indonesia yang sangat jomplang. Berlin, sebagai kota terbesar Jerman, memiliki hierarki yang tidak berbeda begitu jauh dengan Frankfurt, Munich, Ruhr Gebiet atau Stuttgart. Tidak ada kota yang menjadi raksasa di antara kota-kota lainnya.

image

Sistem desentralisasi sangat efektif untuk mengontrol urbanisasi. Selain itu, sistem desentralisasi juga membuat pemerintah lebih bebas untuk menentukan kebijakan yang menguntungkan daerah. Sistem desentralisasi yang sudah mulai diterapkan di negeri kita, dapat menjadi pintu awal untuk menciptakan kota yang lebih sustainable.

Sistem transportasi yang berkualitas berperan besar dalam sustainability. Kualitas sistem transportasi yang mendukung sustainability dapat dinilai dari berbagai perspektif seperti sistem yang terintegrasi, profesionalisme, ramah terhadap semua penggunanya, serta rendah polusi. Jerman menghubungkan kota-kota dan bundesland-nya dengan sistem transportasi berkualitas dunia dengan mass rapid transit yang terintegrasi yang terdiri dari kereta api regional, U-bahn dan S-bahn, serta tram/ light rail dan bus dengan ketepatan waktu dan profesionalisme yang luar biasa. Sistem ini siap menghubungkan penduduknya hingga ke desa-desa.

image

Ini lahir dari sistem perencanaan transportasi yang sangat matang. Jerman memiliki panduan transportasi yang detail, yang memuat panduan desain jalan hingga tingkat yang sangat detail, seperti lebar jalan bagi pejalan kaki, jarak antara mobil yang melaju dari arah berlawanan dan lain-lain.

Yang paling menarik dari sistem transportasi di Jerman adalah transportasi dan tata ruang dalam kota mereka di desain untuk memanjakan pejalan kaki, pesepeda dan pengguna transportasi publik dan berupaya sekuatnya untuk mengurangi jumlah mobil dari pusat kota. Pusat kota dirancang ramah bagi pejalan kaki dan pesepeda dan tidak memanjakan mobil. Mobil dan sepeda motor adalah alien di pusat kota yang pejalan kaki. Jalur pedestrian yang telah ada tidak boleh dikorbankan untuk melebarkan jalan untuk mobil dan motor di kota seperti yang sering dilakukan di negeri kita. Ide seperti ini akan ditertawakan oleh hampir semua perencana kota dan transportasi yang ada di Jerman. Apalagi jika sampai mengorbankan taman kota dan bangunan bersejarah yang telah ada, anda akan dicela oleh semua orang. Pohon-pohon membantu pejalan kaki merasa nyaman. Desain yang ramah pejalan kaki meningkatkan amenitas/kenyamanan di pusat kota.

image

Kebijakan-kebijakan serta pengadaan transportasi publik yang sangat baik, desain jalan yang ramah bagi pejalan kaki dan pedestrian membuat jalan-jalan di Jerman hampir tidak pernah mengalami kemacetan. Penyebabnya tidak lain adalah berkurangnya jumlah mobil. Mobil adalah penyebab utama kemacetan. Penyebabnya sederhana; 25 mobil yang berdiri berjajar membutuhkan paling tidak 300 m2 ruang jalan. Bandingkan dengan 25 pedestrian yang hanya membutuhkan 20 m2 dan bus yang hanya membutuhkan 30-40 m2 ruang jalan.

Desain jalan yang ramah pejalan kaki serta kualitas transportasi publik meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berjalan kaki dan menggunakan transportasi publik. Budaya masyarakat Jerman tidak lagi memandang mobil sebagai penanda status sebagai orang kaya. Orang kaya memiliki banyak mobil, tapi negeri yang kaya justru memiliki lebih banyak pengguna transportasi publik dan pejalan kaki.

image

Berkurangnya jumlah mobil membuat udara di hampir seluruh kota di Jerman sangat sehat sehingga mampu menunjang kesehatan masyarakat. Selain itu, hal ini juga membuat konsumsi sumber daya alam dan energi bagi transportasi menurun drastis dan sangat efektif untuk mengurangi polusi udara.


Sebuah teori menarik, Kondratiff Wave Theory, menjelaskan tentang periode pertumbuhan sektoral yang berubah berdasarkan periode tertentu. Teori ini menjelaskan proses perubahan sektor-sektor dalam periode-periode tertentu berdasarkan ekspansi, stagnasi dan resesi. Periode pertama adalah age of steam (era mesin uap), kemudian diikuti oleh age of steel (era besi), age of engineering, electrical, and chemistry(era teknik, listrik dan kimia), age of petrochemical and automobile (era minyak dan mobil) dan kemudian saat ini, age of information (era informasi). Beberapa ahli percaya bahwa age of information telah berakhir dengan resesi ekonomi yang dipicu oleh sublime mortgage di Amerika Serikat, yang melahirkan resesi tingkat global saat ini. Perlu menjadi catatan kita, bahwa banyak ahli yang percaya age yang selanjutnya adalah urban age dan sustainability age. Di age/ era ini, penduduk dunia akan mengalihkan pertumbuhan sektoral pada sektor yang berhubungan dengan sustainability dan bagaimana menciptakan kawasan perkotaan yang layak. Tanda telah mulainya era ini telah mulai terlihat dengan melaju kencangnya isu-isu tentang sustainability dan urban area saat ini, seperti penciptaan urban yang livable dan sustainable, dengan industri hijau, teknologi hijau dan lain-lain.

image

Aceh kita, yang memiliki otonomi khusus sehingga bisa lebih bebas dalam menentukan kebijakan, seharusnya dapat mulai mengalihkan perhatiannya untuk membangun sustainability, dimana ekonomi, sosial dan lingkungan berjalan selaras dan saling mendukung. Aceh dapat menjadi salah satu pionir untuk sustainability di Indonesia yang kebanyakan kota-kotanya unsustainable. Namun definisi sustainability tidak boleh disempitkan hanya bagi kota. Tidak!! Sustainability juga harus mendukung pembangunan desa. Desa tidak boleh dilupakan dalam visi sustainability karena kota tidak akan hidup tanpa desa. Visi sustainability keu nanggroe adalah visi yang pantas diperjuangkan.

Sort:  

Resteemed your article. This article was resteemed because you are part of the New Steemians project. You can learn more about it here: https://steemit.com/introduceyourself/@gaman/new-steemians-project-launch

Thank you gaman. You are the best!! 😂😂

Congratulations @rikiputra! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :

Award for the number of upvotes

Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here

If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

By upvoting this notification, you can help all Steemit users. Learn how here!

How many vote that i need to get to get new awards? 😂😂

This post received a 1.6% upvote from @randowhale thanks to @rikiputra! To learn more, check out @randowhale 101 - Everything You Need to Know!