Antara Jodoh atau Kematian yang melamar lebih dulu

in #aceh7 years ago

Dulu, ketika aku masih kecil, ketika aku baru masuk kelas satu SD, aku selalu mengkhawatirkan tentang kematianku.

Setiap saat aku selalu bertanya-tanya dalam do'aku, sampai kah usiaku hingga aku kelas dua nanti? Aku selalu berdo'a dan berharap agar Tuhan memberikan aku kesempatan untuk menikmati dan menjalani hidupku di kelas dua SD.

Sampai akhirnya Allah yang Maha Pemberi mengabulkan do'aku. Begitupun selanjutnya, aku masih bertanya dan khawatir, takut kalau-kalau usiaku berhenti ketika aku duduk di bangku SD.

Lalu aku tak berhenti berdo'a agar kiranya Allah mau mengabulkan do'aku lagi karena kali ini do'aku lebih banyak. Aku berharap agar aku diberi umur yang lebih panjang meskipun itu hanya hingga aku lulus SD pun tak mengapa.
jodoh.jpg

sumber gambar [http://www.voa-islam.com/read/smart-teen/2013/11/06/27461/smart-teen-25-jodoh-vs-kematian/#sthash.gjut1IVj.dpbs]

Dan lagi-lagi Allah yang Maha Mendengar mengabulkan do'aku. Aku diberi umur panjang bahkan hingga aku lulus SMP dan masuk SMA.

Hingga pada akhirnya, semakin bertambah usiaku, semakin dewasa aku, semakin panjang umurku, semakin lupa pula aku padanya yang Maha Memberi.

Memasuki usia remaja, tentang kematian tidak lagi aku khawatirkan seperti biasanya. Aku mulai memikirkan hal-hal lain yang tidak sepantasnya aku fikirkan.

Sampai tiba masanya aku melihat dan mendengar teman-temanku yang selalu bercerita tentang pacar mereka membuat aku tergoda.

Akhirnya aku putuskan bahwa aku juga harus memiliki pacar seperti mereka. Dan sejak saat itu, aku akhirnya berpacaran.

Ketika aku memiliki pacar, lain lagi hal yang aku khawatirkan. Fikiran tentang, apakah dia akan setia? apakah dia tulus? Apakah dia serius? Apakah kami akan bertahan lama? Atau apakah dia yang akan menjadi suamiku? Terus-menerus menghantuiku. Hingga semua fikiran-fikiran itu menepis kekhawatiranku akan kematianku.

Sejak mengenal yang namanya berpacaran, aku mulai larut pada kekhawatiran akan jodohku. Hingga akhirnya aku merasakan banyaknya rasa sakit yang menghampiriku. Sakitnya disakiti, sakitnya ditinggalkan, sakitnya dikhianati, dan sakit-sakit lainnya yang bahkan aku sendiri sudah tidak dapat menghitungnya.

Hingga pada akhirnya aku menyadari bahwa aku terlalu larut pada rasa khawatirku yang tidak pantas hingga aku melupakan 1 hal yang sejak kecil selalu aku khawatirkan, yaitu kematianku.

Satu persatu kilasan tentang kematian orang-orang terdekatku melintas diingatanku. Kematian Ibuku, Nenek-nenek dan kakek-kakekku, sanak-sanak saudaraku, sahabat-sahabatku, teman-temanku. Yang setelah kutelaah lebih dalam bahwa beberapa diantara mereka bahkan meninggal diusia muda mereka. Mereka meninggal sebelum dipertemukan dengan jodoh dunia mereka.

Ini dia yang seharusnya aku khawatirkan. Seharusnya dari dulu aku mempersiapkan diriku untuk menyambut kematianku yang bisa saja akan datang lebih dulu menghampiriku.

Selama ini aku terlalu lalai dan terlalu fokus mempersiapkan diri untuk menyambut jodoh dunia yang belum tentu akan datang menghampiriku di dunia ini.

Lalu, sekarang aku putuskan untuk berdo'a sekali lagi memohon agar usiaku diperpanjang, agar kesempatan untuk memperbaiki diri dan memantapkan diri itu ada. Kuharap semoga kali ini pun masih dikabulkan.

Sort:  

hahahaha, mantap sikit bg

Resteemed your article. This article was resteemed because you are part of the New Steemians project. You can learn more about it here: https://steemit.com/introduceyourself/@gaman/new-steemians-project-launch